Bandung-Yogya: Malam Malam Kita

Aku kerap merindukan malam-malam itu. Malam yang lengang dengan kita berdua telentang menatap langit-langit kamar.

Sesekali berbicara mengenai cuaca, sesekali bergumam tentang sesuatu yang tak bisa kita terka. Sesekali pula, bibir kita saling bertamu. Kepalaku masih membaca lenganmu, dekat, erat, lekat.

Ya, aku masih merindukan malam-malam itu. Minum teh berdua, tertawa, bertukar ciuman, bertukar kehangatan. Kau mestinya ingat, ketika hujan menandak-nandak di luar sementara kita mengikuti iramanya di dalam kamar, tubuh kita saling bertukar kabar. Bahkan ketika hujan berhenti, kita masih saja menari sebab ada begitu banyak sunyi yang harus ditangani.

(Bandung, 25 September 2013)