Cowok Gemini Adalah Dark Joke

Melatih mental kok lewat ospek. Melatih mental tuh pacaran sama cowok Gemini.

Aku tidak percaya ramalan bintang, terutama kalau ramalannya jelek. Juga tidak mengerti tentang mitos-mitos yang berkaitan dengan lelaki berzodiak Gemini sampai benar-benar mengalaminya sendiri.

Mari kuperjelas tentang sosok lelaki ini. Kami bertemu bertahun lalu di sebuah sekretariat, tanpa sengaja. Sebetulnya aku diundang seorang teman untuk bertemu di sana dan karena kebetulan ada si lelaki Gemini ini, jadi kami diperkenalkan dan ya … kami berlima ngobrol selama berjam-jam.

Jika hal tolol seperti jatuh cinta pada pandangan pertama betul-betul ada, maka bisa kukatakan bahwa ya, aku jatuh cinta pada pandangan pertama.

Saat itu aku belum tahu kalau zodiaknya Gemini. Kalaupun tahu, sepertinya sudah terlambat.

Nah, khusus lelaki Gemini yang kuceritakan ini, ia om-om (aku suka lelaki yang jauh lebih tua) + antropolog + berambut gondrong + cerdas luar biasa = kombinasi maut yang membuatku bertekuk lutut.

Andai saat itu, di perjumpaan pertama kami, ia menyeretku ke atas sofa dan mengajak bercinta, aku akan dengan senang hati melakukannya. Kau boleh menobatkanku sebagai anggota klub perempuan rahim anget karena menulis ini, tapi persetan lah. :D

Ya tentu saja hal itu tidak terjadi, hey!

Saat itu aku belum tahu kalau zodiaknya Gemini. Kalaupun tahu, sepertinya sudah terlambat.

Singkat cerita, kami berteman. Mulai terhubung di media sosial, bertukar kontak, dan intens ngobrol. Setiap kali ia ada di Bandung, aku akan membatalkan semua jadwal pekerjaan hanya untuk menemuinya. Hanya untuk menyesap kopi yang ia buat dan mendengarnya bercerita tentang apa saja.

Asal kau tahu, tak mudah untuk membuatku keluar dari sarang. Kau, atau urusanmu, harus betul-betul penting agar aku mau menemuimu. Meski kita berteman, kau juga tidak bisa begitu saja datang ke tempatku.

Tapi lelaki Gemini adalah pengecualian. Aku dengan suka rela menjadi satelit yang berpusar dan berputar di dalam orbitnya.

Memang, saat itu aku belum tahu kalau zodiaknya Gemini. Kalaupun tahu, sepertinya sudah terlambat.

Aku tak ingat siapa yang menggoda siapa, yang jelas dua tahun kemudian kami memutuskan untuk “ya udah kita jalani aja”.

Tak banyak testimoni yang bisa kuceritakan tentang bagaimana memiliki kekasih Gemini. Intinya, kau harus siap menghadapi paradoks. Kau harus siap jika tiba-tiba mereka menghilang tanpa kabar lalu datang seakan tak pernah terjadi apa-apa.

Mereka bisa sangat sangean romantis, tapi di lain waktu seakan lupa bahwa kau kekasihnya.

Sialnya, sebangsat apa pun, kau akan selalu mencintainya.

Bahkan setelah menjadi sepasang kekasih, aku tak tahu bahwa zodiaknya Gemini. Kalaupun tahu, sepertinya sudah terlambat.

Suatu hari ia berlutut di hadapanku dan mengeluarkan mantra, “Would you marry me?”

Aku tersihir, mengatakan “iya” tanpa pikir panjang. Dari sekian banyak lelaki yang pernah singgah di hati, dialah lelaki pertama yang melamarku dengan cara sedemikian rupa.

Saat itu aku baru tahu kalau zodiaknya Gemini. Tapi … segala sesuatunya sudah terlambat. Amat sangat terlambat.

Tadinya kupikir mitos seputar lelaki Gemini hanyalah lelucon hingga pada suatu hari, di antara persiapan pernikahan yang tak kunjung selesai, ia berkata padaku.

“Aku Gemini, pembosan. Aku takut jika kita sudah menikah nanti tiba-tiba bosan dan meninggalkanmu.”

Mendengar kalimatnya aku hanya tertawa. Bagiku, rasa bosan dalam pernikahan bukanlah hal besar, toh semua orang mengalaminya. Lagipula hal seperti itu bisa diatasi dengan berbagai cara. Rupanya ia tidak berpikir demikian. Ia tetap takut, tetap ragu. Semakin aku berusaha meyakinkan, semakin ia takut terhadap rasa bosan.

Saat itu aku mulai merasakan bagaimana sulitnya punya lelaki Gemini. Tapi sudah terlambat. Terlalu terlambat.

Nyaris dua tahun sejak ia melamar, hubungan kami tidak ada kemajuan. Putus nyambung seperti benang layangan. Semakin ia menjauh, semakin aku mencari masalah untuk menarik perhatian. Aku sakit jiwa, ingat? Hubungan yang tidak stabil membuatku menciptakan neraka demi neraka.

Aku lelah, dia lelah. Maka kami memutuskan untuk berpisah.


Lalu apa yang salah dengan lelaki Gemini?

Tak ada.

Satu-satunya kesalahan mereka, kalau itu bisa disebut kesalahan, hanyalah gaya gravitasinya terlalu kuat sementara mereka sendiri tidak peduli. Mereka bisa membuatmu jatuh cinta berdarah-darah lalu meninggalkanmu begitu saja dengan alasan tidak masuk akal.

Jika dengan mantan-mantan yang lain, suami ataupun kekasih, aku sama sekali memutuskan hubungan karena kalau tidak kami akan saling membunuh. Tapi tidak begitu dengan lelaki Gemini. Sampai hari ini kami masih berteman.

“Susah move on, ya?"

MEMANGNYA KAU BISA MOVE ON DARI LELAKI GEMINI, HAH?

Sudah kubilang, gravitasinya terlalu kuat. Itu sebabnya kenapa lelaki Gemini adalah dark joke. Ketika membicarakan mereka, kita akan tertawa meski ada luka yang terus menganga. Tapi kita juga tahu bahwa kita tak akan berhenti mencintai mereka, entah sampai kapan.

Jadi apakah saat ini aku masih mencintainya?

Tentu saja iya. Tapi segala sesuatunya sudah terlambat. Amat sangat terlambat.