Di Atas Ranjang, Semua Manusia Adalah Binatang

Jika kau sedang senggang,

cobalah tanyakan ini pada orang lain,

“Apa posisi seks favoritmu?”

Atau.

“Kau suka film porno genre apa?”

Atau.

“Sebutkan khayalan seks paling liarmu.”

Jika mereka berkenan menjawab atau jika kau tak lebih dulu digampar, kau akan menemukan jawaban demi jawaban yang mengejutkan. Pertanyaan yang sama juga bisa kau ajukan pada pasangan. Tak peduli sudah berapa lama kalian bersama, percaya padaku, jawabannya akan selalu membuatmu geleng-geleng kepala.

Jadi kau tak usah heran andai membaca berita tentang dosen alim yang jadi “aktivis” swinger atau pejabat yang terlibat child pornography. Karena urusan perngewean tidak ada hubungannya dengan agama, status sosial, tingkat pendidikan, dan sebagainya.

Pertanyaan seperti, “Padahal guru ngaji, kok bisa sih berbuat cabul?” SAMA SEKALI TIDAK RELEVAN.

Seks adalah naluri purba manusia. Berbeda dengan makhluk lain, manusia tidak memiliki musim kawin secara khusus. Dan karena kita makhluk berakal yang diberi kemampuan untuk berimajinasi, manusia bisa memikirkan dan melakukan seks setiap hari, sepanjang tahun, seumur hidup.

Ngewe aja terooosss!

Tapi, naluri ini justru dibebat oleh sistem dan peradaban yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Maka munculah peraturan-peraturan seperti kalau mau ngeseks harus menikah, dilakukan di ruang tertutup, dengan lawan jenis, dan lain-lain, dan sebagainya.

Seks juga menjadi hal tabu untuk didiskusikan. Berdiskusi tentang seks, apalagi di ruang publik, akan membuatmu dilabeli bermacam-macam sebutan. Barangkali itu sebabnya manusia menyimpan khayalan-khayalan liarnya di dalam ruang rahasia.

Meskipun begitu, seberakal dan secerdas apa pun Homo sapiens, kita tetaplah primata. Binatang yang kebetulan saja bisa berbicara dan membangun peradaban sekaligus meruntuhkannya. Dalam hal urusan ranjang, kelakuannya tak jauh beda dengan monyet atau sapi atau anjing. Bahkan lebih buruk lagi.

Seanjing-anjingnya anjing, belum pernah aku mendengar, melihat, atau membaca berita tentang segerombolan anjing jantan yang memperkosa anjing betina lalu membunuhnya. Hal-hal mengerikan tentang perngewean di dunia binatang -setahuku- hanya terjadi karena dorongan naluri atau karena proses reproduksinya memang “distel” demikian. Berbeda dengan manusia, manusia melakukannya hanya untuk bersenang-senang.

Di ruang publik, manusia bisa saja tampil sebagai makhluk beradab dan berakal. Berpakaian dan berbicara dengan sopan. Tapi di ruang privat, di atas ranjang, kita semua adalah binatang.

Ngomong-ngomong, jadi apa posisi seks favoritmu?